Jumat, 25 November 2016

PROSES TERBENTUK IKATAN IONIK DAN IKATAN KOVALEN



a. Proses terbentuknya ikatan ionik

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan disebut senyawa ion.
Salah satu contoh ikatan ion yang sering kita jumpai sehari-hari adalah garam dapur. Ya, garam dapur rumus kimianya NaCl (Natrium klorida). Dalam NaCl padat terdapat ikatan antara ion Na+dan ion Cl dengan gaya elektrostatik sehingga disebut ikatan ion. Bentuk kristal NaCl merupakan rangkaian antara ion Na+ dan ion Cl. Satu ion Na+ dikelilingi oleh enam ion Cl dan satu ion Cldikelilingi oleh enam ion Na+ seperti yang diilustrasikan oleh gambar di bawah.
ikatan ion
Struktur NaCl
1 Cl dikelilingi 6 Na dan sebaliknya 1 Na dikelilingi 6 Cl

PEMBENTUKAN IKATAN ION

Seperti yang telah dibahas pada kaidah oktet sebelumnya, bahwa supaya stabil, setiap unsur harus berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia, bisa dengan melepaskan elektron ataupun menerima elektron.
Peristiwa serah terima elektron ini terjadi pada senyawa NaCl alias garam dapur. Bagaimana ceritanya? Na merupakan golongan IA dimana ia memiliki elektron valensi 1, sehingga supaya stabil ia harus melepas 1 elektron. Kalo dilihat dari konfigurasi elektronnya, 11Na: 2, 8, 1. Sehingga ketika melepas 1 elektron, maka elektron paling terakhinya menjadi 8 (sesuai kaidah oktet). Karena melepas 1 elektron, maka Na yang asalnya netral berubah menjadi bermuatan +1 (Na+). Reaksinya:
Na → Na+ + e   (artinya Na melepas 1 elektron, lihat elektron berada di sebelah kiri panah)
Oke, sekarang kira-kira kemana tuh 1 elektron tadi yang dilepas Na? hilang kah? Tidak, disana ada yang menangkapnya yaitu si Cl. Kenapa bisa? Karena Cl memiliki elektron valensi 7 (dia golongan VIIA). Ya kalo dilihat dari konfigurasi elektronnya 17Cl : 2, 8, 7. Jadi kalo Cl menangkap 1 elektron, konfigurasinya menjadi 2, 8, 8, dengan elektron terakhirnya 8, ini sudah mematuhi kaidah oktet. Karena Cl menangkap 1 elektron maka Cl yang asalnya netral berubah menjadi -1 (Cl). Reaksinya:
Cl + e → Cl (artinya Cl menerima 1 elektron, lihat elektron berada di sebelah kiri panah)
Nah sekarang, apa pengaruhnya pembentukan Na+ dan Cl ini? Sesuai hukum Coulomb, muatan yang berbeda jenis akan saling tarik menarik. Sehingga Na+ ini akan berikatan dengan Cl dengan gaya elektrostatik.
Na+ + Cl → NaCl
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
Proses pembentukan ikatan ion pada NaCl
Proses pembentukan ikatan ion pada NaCl
Kira-kira unsur apa saja yang bisa membentuk ikatan ion? Jawabnya ada di ujung langit, kita kesana dengan seorang anak, anak yang tangkas dan juga pemberani, haha… maaf nih kali ini agak lebay.
Ikatan ion = logam + nonlogam
Kalo digeneralisir, ikatan logam itu diantaranya Golongan IA (kecuali H), IIA (kecuali Be), IIIA (Aluminium), golongan transisi (Golongan B). Sedangkan nonlogam, diantaranya golongan IVA-VIIA, kalo VIIIA relatif stabil.
Contoh:
  1. K2O memiliki ikatan ionik,karena K termasuk logam (golongan IA) dan O termasuk nonlogam (golongan VIA)
  2. CH4 tidak memiliki ikatan ionik, karena C termasuk nonlogam (golongan IVA) dan H juga nonlogam (golongan IA, tetapi untuk H sifatnya kovalen)
  3. KF memiliki ikatan ionik, karena K termasuk logam (golongan IA) dan F termasuk nonlogam (golongan VIIA).

B. PROSES TERBENTUKNYA IKATAN KOVALEN

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah duplet atau oktet).


Ikatan Kovalen | www.zonasiswa.com


B. Pembentukan Ikatan Kovalen

Seperti yang dijelaskan di atas, ikatan kovalen terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama oleh dua atom (non logam). Misalkan saja ikatan antara H (hidrogen) yang atom luarnya 1 dan Cl (klorida) yang atom luarnya 7. Kedua unsur tersebut merupakan unsur non logam. Untuk mencapai ikatan yang stabil baik H dan Cl memerlukan 1 elektron. Jadi 1 atom H akan berpasangan dengan 1 atom Cl.

Lambang Lewis ikatan H dengan Cl adalah HCl

Ikatan Kovalen | www.zonasiswa.com


C. Sifat Fisis Senyawa Kovalen
Beberapa sifat fisis senyawa kovalen antara lain:
  1. Berupa gas, cairan, atau padatan lunak pada suhu ruang. Dalam senyawa kovalen molekul-molekulnya terikat oleh gaya antar-molekul yang lemah, sehingga molekul-molekul tersebut dapat bergerak relatif bebas.
  2. Bersifat lunak dan tidak rapuh.
  3. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah.
  4. Umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
  5. Pada umumnya tidak menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang dapat bergerak bebas untuk membawa muatan listrik. Beberapa senyawa kovalen polar yang larut dalam air, ada yang dapat menghantarkan arus listrik karena dapat terhidrolisis membentuk ion-ion.

D. Macam-macam Ikatan Kovalen

  1. Ikatan Kovalen Koordinasi 
    Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan elektron yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron. Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).
     
    Contoh:
     
    Ikatan Kovalen | www.zonasiswa.com

  2. Polaritas Ikatan Kovalen. 
    Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.
     
    Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
     
                          Ikatan Kovalen | www.zonasiswa.com
Senyawa kovalen dalam bentuk cair banyak digunakan sebagai pelarut dalam kehidupan sehari-hari. Pelarut yang digunakan biasanya adalah air atau pelarut organik. Pelarut organik ini kebanyakan merupakan suatu senyawa kovalen yang mudah menguap dan nonpolar.

Kepolaran suatu senyawa dapat ditentukan dari perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang membentuk suatu senyawa kovalen.

a.  Senyawa Kovalen Nonpolar

Jika dua atom nonlogam sejenis (diatomik) membentuk suatu senyawa kovalen, misalkan H2, N2, Br2, dan I2 maka ikatan kovalen yang terbentuk memiliki keelektronegatifan yang sama atau tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen non polar. atau,

Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri. [1]

Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
Ikatan pada senyawa kovalen I2, tidak terjadi pengutuban muatan
Bentuk Molekul yang Mempengaruhi Kepolaran

Dalam suatu molekul poliatomik seperti CCl4, PCl5, BF3, dan BeCl2 terdapat ikatan kovalen polar (dalam ikatan C–Cl, P–Cl, B–F, dan Be–Cl), tetapi molekul-molekul poliatomik tersebut merupakan suatu senyawa
kovalen nonpolar. Mengapa demikian?

Pada molekul CCl4 terdapat 4 ikatan kovalen polar antara atom pusat C dan 4 atom Cl. Bentuk molekul dari CCl4 adalah simetris (tidak ada pasangan elektron bebas pada struktur molekul Lewisnya) dan tidak terjadi pengutuban atom atau polarisasi muatan karena pasangan elektron dalam ikatan digunakan secara seimbang di antara atom pusat C dan 4 atom Cl sehingga molekul CCl4 bersifat nonpolar.

Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut. [3]

1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar. Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan:

µ = d x l

Di mana:
µ = momen dipol dalam satuan Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam satuan cm
Momen dipol senyawa polar
Momen dipol senyawa polar,  µ  0 [1]
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.
Momen dipol senyawa non polar
Momen dipol senyawa non polar. µ = 0 [1]
TERIMAKASIH, Tuhan memberkati !! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar